Judul : Sujud
Cinta Tengah Malam (Novel Khas Pesantren Dalam Naungan Dzikir & Cinta)
Penulis: Salamun
Ali Mafaz
ISBN: 978-602-18159-3-9
Hlm: xiii + 435
Penerbit: Azam Jaya Press
Apreasisasi Untuk Buku ini:
“Novel inspiratif. Penuh dengan teladan hidup, ceritanya bagus dan memotivasi untuk selalu mencintai Tuhan dan sesama, mampu menghadirkan energi positif menggapai masa depan.” (Prof. Madya Dr. Rahimin Affandi Abd. Rahim, Ph.D. Profesor Dijabatan Fiqh dan Ushul Akademi Pengajian Islam University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia)
ISBN: 978-602-18159-3-9
Hlm: xiii + 435
Penerbit: Azam Jaya Press
Apreasisasi Untuk Buku ini:
“Novel inspiratif. Penuh dengan teladan hidup, ceritanya bagus dan memotivasi untuk selalu mencintai Tuhan dan sesama, mampu menghadirkan energi positif menggapai masa depan.” (Prof. Madya Dr. Rahimin Affandi Abd. Rahim, Ph.D. Profesor Dijabatan Fiqh dan Ushul Akademi Pengajian Islam University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia)
“Novel dengan latar pesantren masih cukup jarang dalam sejarah
pernovelan kita. Novel ini salah satunya. Menarik untuk dibaca.” (Ulil Abshar
Abdalla. Intelektual Muslim Indonesia & Ketua DPP Partai Demokrat)
“Membaca novel ini begitu menyentuh hati. Deretan cerita dalam
novel ini selain mengandung pesan moral dan sosial yang tinggi, tidak kalah
pentingnya memotret pesantren sebagai lembaga yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kesetaraan laki-laki dan perempuan. Novel ini benar-benar khas pesantren, mampu
menghadirkan dzikir dan cinta. Patut disayangkan kalau belum membacanya.” (KH.
Masdar F. Mas'udi, MA. Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama/PBNU)
“Potret cinta dan perjuangan di pesantren benar-benar menarik.
Novel ini salah satunya menyibak tabir cinta dan perjuangan itu. Dengan
disuguhi kata-kata mutiara, novel ini menarik untuk dibaca siapa saja.
Perjuangan santri menggapai cita dan cinta begitu luar biasa digambarkan di
dalam novel ini. Maka bagi santri wajib membacanya!!.” (KH. Imam Jazuli, Lc.
M.A. Wakil Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah-Asosiasi Pondok
Pesantren Se-Indonesia (PP RMI). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama/PBNU)
“Hubungan pria dan wanita di pesantren sangat terbatas, karena
nilai dan norma tradisional yang hidup di pesantren membimbing para santri
demikian. Tetapi, hal itu tidak mengurangi tumbuh ranumnya cinta di lingkungan
pesantren sendiri. Bagaimanakah cinta tumbuh meranum di lingkungan pesantren?
Bagaimana pula api cinta membakar hati seseorang yang hidup di tengah nilai dan
norma tradisional? Cinta, tatapan dan sentuhan, harapan dan ratapan... dengan
apakah cinta menatap? Dengan apakah cinta menyentuh? Hal-hal itulah yang
membangunkan perasaan kita dalam novel ini.” (Jamal D. Rahman, Penyair dan
Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Horison)
“Meskipun fiktif, novel ini merefleksikan dunia nyata, dimana
perempuan bisa punya kualitas keilmuan yang mengalahkan laki-laki. Di dalam
novel ini menceritakan bahwa budaya patriarki di pesantren dikikis habis,
karena pesantren hanya mengutamakan kualitas bukan dari jenis kelamin.
Perjuangan santri putri menggapai kesuksesan merupakan bukti nyata bahwa jenis
kelamin bukanlah sebuah patokan dalam hidup. Butir-butir cinta dalam kehidupan
belum lengkap untuk dibayangkan sebelum membaca novel ini. Apresiasi atas novel
ini!!.” (Dr. Nur Rofiah. Alumnus Universitas Ankara Turki. Ahli Tafsir &
Guru Besar ilmu-ilmu al-Quran)
“Terlalu indah novel ini untuk dibayangkan. Deraian cinta yang
terlukis dalam novel ini mampu membawa lamunan cinta di pesantren. Sebuah Novel
yang menggugah kehidupan, mengandung pesan-pesan agama yang menyentuh hati.
Tanpa banyak kata, novel ini energi positif untuk kita nikmati.” (YM Ku Ahmad
Yumni Ku Abu Bakar, MA. Dosen dan Pensyarah Pusat Pemikiran & Kefahaman Islam University of
Technology, Kedah, Malaysia)