Rabu, 27 Juli 2011

Mata Kata PSK (Sebuah Antalogi Puisi)

TELAH TERBIT ANTALOGI PUISI PSK....
Penulis Syair Kehidupan
Judul: Mata Kata PSK (Antologi Puisi PSK)
Penerbit: Penerbit Azam Jaya Press
ISBN: 978-602-98543-2-9
Harga: 30.000 (belum Ongkir)
yang berminat bisa inbox atau langsung sms ke 082114698404,,,,

SINOPSIS:
Beberapa penyair dalam antologi ini sudah sangat selektif dalam memilih cara pengungkapan, selain itu dapat pula ditemui pada beberapa puisi keliaran metaforik dan keberanian dalam mengeksplorasi banyak hal hingga tidak terkesan kaku. Diksi yang dipilihpun menawarkan suguhan multitafsir, jauh dari sekedar tulisan spanduk yang bermakna tunggal dan terang benderang. Di samping ketepatan pemilihan kata, puisi yang baik itu selayaknya dapat membangkitkan imajinasi pembaca, juga bernilai asosiatif. Menurut Barfeld, kata-kata dalam puisi itu dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan imajinasi estetik yang disebut diksi puitis.
Jadi, diksi dalam puisi dipilih dalam rangka untuk menyampaikan aspek-aspek keindahan yang bisa membangkitkan imajinasi pembacanya. Pembaca akan mengalami kekaguman dan keterpesonaan dan juga merasakan ada sesuatu pesan (makna) yang disampaikan puisi tersebut, yang membekas pada perasaan pembaca. Diksi merupakan aspek yang penting dalam puisi, yang akan menimbulkan efek-efek pada struktur fisik puisi lainnya, misalnya bunyi, irama, imajinasi, dan permajasan. Keindahan puisi juga dipengaruhi penggunaan metafora. Metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan atau lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.

Dan, pada akhirnya, tidaklah selalu puisi yang panjang menunjukkan kualitas yang lebih baik dari puisi yang pendek. Begitu juga sebaliknya, puisi pendek belum tentu lebih berkualitas dari puisi panjang. Banyak indikator untuk menilai baik atau tidaknya sebuah puisi. Intinya, kata yang digunakan selayaknya kaya makna simbolik, konotatif, asosiatif, dan sugestif.


PENGANTAR: Medy Loekito

Dari puisi-puisi yang tersaji dalam antologi ini, dapatlah dibaca, bahwa jarak dan keadaan tidak dapat memecah-belah kesatuan bangsa Indonesia. Di manapun penulis berada, bagaimanapun keperihan mendera, tetap tak dapat menghapuskan kecintaan terhadap tanah air. Sehingga dapat dikatakan, antologi ini bukan sekedar satu langkah pertama, tetapi juga antologi puisi “kesatuan Indonesia”.

Dengan demikian maka puisi-puisi ini ditorehkan oleh penulis pemula atau bukan pemula, bukanlah hal penting. Buku ini secara jelas menunjukkan bahwa kesatuan itu ternyata indah.

Percayalah, kata-kata yang terlukis dalam antologi ini telah meninggalkan bekas yang indah menghiasi langit sastra Indonesia pada khususnya, dan sastra dunia pada umumnya.

Selamat berkarya!

(Medy Loekito)
Jakarta, Mei 2011

(Cuplikan Singkat dari Pengantar Medy Loekito)


Komentar Singkat untuk Antologi Puisi ini:

“Belakangan saya merasakan adanya kegairahan yang luar biasa terhadap puisi. Genre sastra yang satu ini hadir di mana-mana, termasuk di kalangan yang sebelumnya tidak terbayangkan. Hal ini menunjukkan bahwa puisi mempunyai tradisi yang kuat dalam kehidupan manusia, juga mempunyai sejarah yang amat panjang dalam peradaban dunia. Para penyair yang puisi-puisinya termuat dalam antologi ini merupakan generasi baru yang akan melanjutkan estafet dari tradisi dan sejarah panjang tersebut.” Acep Zamzam Noor (Penyair)

“Antologi puisi “Mata Kata PSK” adalah mimesis (copy) dari kepadatan jiwa dan rasa. Ada denyut yang terus berkelebat, ada keakraban yang berkelindan, lalu melebur menjadi enerji dan kearifan. Antologi puisi “Mata Kata PSK” ini sangat layak dihayati.” Ach Dhofir Zuhry (Penyair dan Rektor STF Al-Farabi-Malang)

“Membaca puisi-puisi dalam buku ini semakin meyakinkan saya bahwa proses itu penting dan (mungkin) mahal. Tiada sesuatu pun di dunia ini lahir dengan mudah, apalagi mendadak. Karya seni itu lebih menyenangkan dan memuaskan ketika pernah melewati jatuh-bangun proses kreatif namun tak putus harapan. Pembelajaran itu terasa dalam antologi ini, namun yang lebih penting: dapatkan rasa cinta ketika menulis. Dengan demikian, tak ada yang sia-sia dalam setiap langkah berkarya.” Kurnia Effendi (Penulis dan Pencinta Sastra)

“Tiap kali ada penerbitan antologi semacam ini saya langsung merasa gembira dan cemas sekaligus. Gembira karena ada teman baru yang peduli pada bidang yang sunyi; Cemas oleh kemungkinan para penulis puisi itu frustasi menemukan kenyataan puisi-puisi mereka tidak digubris atau tidak berkembang. Sekarang mari kita uji saja, apakah para penulis puisi di dalam buku ini cukup keras kepala untuk terus-menerus mencoba, memelihara, menghidupkan puisi-puisi mereka?” Jay AM (Penyair)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTAK KOMENTAR