Selasa, 04 Oktober 2011

NOVEL RELIGI "CINTA DARI ILLAHI"


Penulis: Selfiati Dunia Menulis Nusantara (Selfiati Nusantara)
Judul: Cinta Dari Illahi
Penerbit: Penerbit Medika
Harga: 28.000 (belum termasuk ongkir)
ISBN: 978-602-99615-4-6
Halaman: 80

Yang mau memesan silakan hub kami,  bisa sms ke 082114698404


Cinta adalah anugrah dari Illahi, pertama kali diikrarkan manusia, dengan cinta manusia ada saling menyayangi, menghargai, bahu-membahu tanpa pamrih karena rasa yang ikhlas.
Cinta dan sayang adalah dua komponen perasaan yang hampir sejenis namun berbeda letak. Di mana cinta terdapat unsur, rasa cemburu, ingin memiliki, sedangkan rasa sayang hadir mengimbangi rasa itu sebagai wasit dalam hati agar cinta yang bersemayam tidak membudak para penikmat dan pemuja cinta.
Cinta sama hebatnya dengan maut, bisa merubah apa saja, kadang terdengar kabar seseorang mengakhiri kehidupannya karena cinta. Namun jika kita menyikapi rasa cinta dengan syukur sesungguhnya cinta yang abadi adalah cinta yang bermuara pada ILLAHI. Mari jadikan cinta kita, yang hanya bermuara kepada pemilik hidup ini agar hidup kita tenang tanpa riak dan gejolak.

***

Aku terhunus, perih
Pedang cinta yang menyayatku
Menanti tabib utusan Illahiku
Hingga mampu kutapaki lagi jalan-jalanku
Meski terjal
Adakah, meski secuil untukku?


Dengan sekuat tenaga kudorong kursi roda yang kini merangkap menjadi kaki bagi penopang tubuhku, menuju taman belakang rumah sakit di mana hampir tiga tahun aku dirawat. Hari ini, hari di mana aku berani menatap al-am, aku hampir tak lagi mengenal warna langit, bentuk awan menjadi teman asing, suara burung seperti mesiu. Aku sepertinya baru kembali dari tidur panjangku.

Cahaya sang surya menatapku tajam
Membuatku tak mampu menatap
Desiran angin tak kurasakan lembut menyentuh kulitku
Nyanyian burung laksana titah perang
Ooh aku mati rasa
Benarkah??


Tak ada kata terindah untukku saat ini selain “Bodohnya aku” membuat diriku terperangkap di dalam jeruji cinta yang tak bertepi. Aku hampir ditelan maut. Kini kuharus berjuang memerdekakan roh yang terperangkap.
Semakin kuadu nyaliku menuju taman yang ternyata cukup indah, bahkan sangat indah bagi seorang yang baru membuka matanya. Kurasakan desiran angin yang sepoi, suara alam sambil memejamkan mataku. Ingin kubersahabat kembali dengan duniaku. Aku ingin bangkit dari keterpurukan.

Seorang wanita yang memperjuangkan cinta sucinya, berujung pada petaka yang tak lagi mampu disangganya. Pengemasan cerita yang menarik, dan asyik. Penuh dengan alur yang mengejtukan, wanita malang namun berujung senang—menjadi tabir dari alur menegangkan ini. Apalagi dibalut dengan keindahan sajak-sajak cintanya, di mana manusia ditunjukan pada cinta yang Illahi, cinta yang berpacu pada Tuhan. Kesabaran, keikhlasan, dan ketabahan menjadi ayunan nada-nada cintanya.

“Cinta memang terlalu silang untuk diluruskan, antara wajar/tidak wajar, baik atau pun buruk, dan halal/haram. Maka dari itu—dalam buku ini, Selfi memberikan wejangan penyeimbang nilai-nilai cinta, seakan-akan ia membangun dinding kokoh sebagai pembatas dan pembeda antara cinta dari Illahi dan cinta dari Nafsu.” (Aswab Mahasin Munawwir, Penulis buku, “tuhan Perusak”)

“Bagi saya, Mba Selfi telah sukses meramu kata-kata, buku ini telah 'menjewer' hati saya. Bukan hanya dari tonjolan cerita yang menjadi khidmat pengemasannya saja, melainkan syair-syairnya menambah bumbu kenikmatan dari setiap idenya.” (KH. Adib Amrullah, Lc, “Penyair, Penceramah, dan Pengasuh Pon- Pes Darussa'adah, Kebumen)

“Cinta dari Illahi merupakan sebuah cermin hati, di mana manusia diajarkan untuk mendidik cintanya dengan baik, menuju jalan Tuhan.” (Muhammad Afiq Zahara, Penulis Novel Laris, “Cinta Yang Ber-Tuhan”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTAK KOMENTAR