Kamis, 28 Juli 2011

Program Penerbitan Indie dengan sistem kerja baru dari Penerbit Media Kita (MEDIKA)

oleh Penerbit Medika pada 17 Juni 2011 jam 6:06
Penerbit Media Kita (Medika) adalah lini dari Penerbit Azam Jaya Press. Yang mempunyai kekhususan dalam menerbitkan oplah-oplah kecil. Bisa dikatakan penerbit ini menganut paham penerbitan indie. Kami menerima proyek-proyek kecil dari penulis untuk menerbitkan bukunya. Paling sedikit yaitu 50 eksmplar. dengan ketentuan kerjasama antara penulis dan Penerbit Media Kita (Medika). Sistem kerja yang digunakan oleh Penerbit Media Kita yaitu modal yang dikeluarkan oleh penulis akan ditentukan dari “ketebalan halaman” dan oplah cetak. Dihitung dari halaman buku bukan halaman A4.

Modal yang diberikan penulis kepada penerbit untuk menerbitkan bukunya, akan dikembalikan 30-50% saja kepada penulis sebagai pemilik modal (namun nanti bisa ditentukan melalui oplah cetak, potongan bisa berubah, tergantung banyakanya dana, semakin banyak dana yang dikeluarkan, maka potongan semakin sedikit, dan tergantung kesepakatan antara penulis dan penerbit [berapa persen potongan modal cetak] masalah pemotongan banyak kemungkinan).
Contoh: gambaran ini digunakan dengan pemotongan modal 50%. Misalnya, modal yang penulis berikan kepada penerbit yaitu 1.000.000 maka akan kembali kepada penulis hanya 500.000. kenapa demikian? Karena hitungan modal ini masih dalam bentuk cetak saja, jadi belum termasuk ISBN, kerja tim, oprasional, layout, cover, dan sebagainya—tapi nanti itu semua dibebankan pada saat akhir, diambil dari modal kembali, jadi awal mula hanya menyerahkan dana untuk cetak saja. Namun, hal itu berlaku ketika kontrak dengan penerbit sudah tidak terjalin (modal kembali pun hanya dihitung dari lakunya buku). Karena ketika kontrak masih terjalin, modal yang kembali dari penjualan dipergunakan untuk cetak ulang buku (otomatis modal belum memasuki potongan 50%), tetap utuh.
Sedangkan untuk keuntungan penjualan bersih (royalti), penulis mendapatkan bagian 15% dari keuntungan penjualan, dan 20% dipergunakan untuk menambah modal cetak. Contoh: semisal harga buku 50.000, dan modal awal untuk cetak perbuku adalah 30.000 (modal cetak perbuku). maka masih ada keuntungan bersih 20.000 (jumlah keuntungan dari penjualan setelah dikurangi dengan modal cetak dari penjualan harga perbuku 50.000). Dengan menganut pembagian keuntungan di atas, maka akan menghasilkan gambaran seperti ini;
pembagian keuntungan yaitu; 15% untuk penulis yaitu 3.000/buku,
lalu untuk menambah modal cetak 20% yaitu 4.000/buku. Selebihnya masuk ke penerbit (untuk menutupi beban-beban lain)

Dengan demikian, modal cetak akan terus menambah, selagi kontrak masih bergulir, maka modal awal yang kembali dari penjualan, akan dipergunakan untuk cetak lagi, tentunya didukung dengan tambahan 20% modal yang masuk. Secara oplah, cetak akan menambah.

Namun, ketika kontrak sudah putus, maka dana awal yang diberikan penulis kepada penerbit pada saat awal mula itu akan dipotong 30-50%, pemotongan modal ini tidak dihitung dengan penambahan modal 20% itu dari hasil keuntungan penjualan. Potongan ini hanya untuk modal awal saja, sebagai pengganti biaya di atas yang berlum terhitung (ISBN, Cover, layout, oprasional, kerja tim, dsb). Dengan catatan; “modal kembali” dihitungan hanya dari lakunya buku saja.

Fasilitas:
  1. Pemeriksaan aksara, Pembetulan EYD. Tanpa editing (tanpa penyelarasan akhir).
  2. Layout
  3. ISBN
  4. Kertas BookPaper
  5. Pemasaran melalui jalur Online, yang akan dijualkan melalui Toko Buku Online Azam Jaya, dan akan dipasarkan juga pada toko buku lokal.
  6. Untuk penjelasan lebih jelas, bisa ngobrol di YM: mediakita23@yahoo.com (boleh di add)

Contoh gambaran singkat:

misal penulis mau mencetak bukunya setebal 100hlm/buku, Sebanyak 50exp dana yang dibutuhkan 750.000 (misalnya)

terus dijual dengan harga 30.000, modal awal perbuku = 20.000rb
Keuntungan 10rb/buku

Harga jual dikurangi dengan modal cetak, maka akan menghasilkan keuntungan perbuku = 30.000 – 20.000 = 10.000.
Nah, keuntungan 10.000 ini akan dibagikan sesuai dengan sistem pembagian yang ada (seperti di atas)...
Untuk penulis 15% dari 10.000 = 1.500/buku
Untuk penambahan modal 20% dari 10.000 = 2.000/buku

modal yang dikeluarkan penulis belum dipotong, selagi penulis masih terikat kontrak dgn penerbit. karena modal yg kembali dari hasil penjualan akan dipergunakan untuk cetak ulang lagi.... Nah, setelah kontrak putus, dan sudah tidak di cetak lagi.. maka baru dilakukan potongan 30%-50% untuk potongan modal awal yg diberikan... namun potongan berfariasi (sesuai kesepakatan). sekali lagi ditegaskan, jika kontrak masih terus berjalan, dan memungkinkan untuk cetak ulang buku, maka modal yang kembali dari penjualan dipergunakan untuk cetak ulang buku lagi, dengan penambahan modal 20% dari hasil keuntungan penjualan.

Catatan:
  1. kalau semisal penulis meminta fasilitas editing keseluruhan naskah, maka akan dikenakan biaya tambahan, 3.000/halaman ukuran buku. Bukan A4...
  2. Setelah penentuan jumlah cetak. potongan bisa berubah, tergantung banyakanya dana, semakin banyak dana yang dikeluarkan, maka potongan modal awal semakin sedikit
  3. PEMOTONGAN DANA AWAL PENULIS DILAKUKAN JIKA PENULIS TIDAK MENGINGINKAN CETAK ULANG, jadi selama penulis masih mencetak buku yang sama maka dana akan tetap utuh, karena untuk cetak ulang lagi.
  4. Jika keuntungan penjualan melampaui modal awal penulis maka DANA PENULIS dikembalikan hingga 90%
Keunggulan: Modal masih dikembalikan tidak hilang semua, keuntungan royalti mencapai 35%.. dan modal akan terus digulirkan untuk cetak... di pasarkan pula di toko buku lokal... (intinya banyak keunggulan, karena menerapkan sistem mutualisme)

ada yang tidak mengerti bisa langsung ditanyakan: via inbox, chat, atau sms: 082114698404
bisa juga melalui YM: mediakita23@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTAK KOMENTAR